Ibu ku yang ramping dan mapan membiarkan aku memuaskannya dengan mulutku. Meskipun tabu masyarakat, kami menikmati momen intim kami, menjelajahi batas-batas hubungan kami.
Ibu ku yang ramping dan mapan membiarkan aku memuaskannya dengan mulutku. Meskipun tabu masyarakat, kami menikmati momen intim kami, menjelajahi batas-batas hubungan kami.
Ibu kurusku yang sudah mapan selalu sangat liberal dengan tubuhnya.Dia tidak pernah menghindar untuk memamerkannya atau membiarkan aku punya rasa.Kali ini, dia sekali lagi menyerah pada hasratku dan membiarkan aku memuaskannya dengan mulutku.Sosoknya yang ramping adalah pemandangan yang harus dilihat, dan kulitnya yang lembut adalah undangan yang menggoda yang tidak bisa aku tolak.Saat aku mulai menjelajahinya dengan lidahku, dia merintih kenikmatan, tubuhnya melengkung di bawah sensasi.Rasa kulitnya, rasa tubuhnya yang hangat terhadap tubuhku, semuanya mengirimkan getaran di tulang punggungku.Aku terus menjelajahinya dengan mulut, lidahku menari-nariang di setiap jilatannya.Tubuhnya mengerang keras, aku bisa merasakan kenikmatan di bawah tubuhku.Aku merasakan kerindukan antara kenikmatan yang kedua kalinya, aku merasakan hubungan yang tak terlukiskan di antara kami berdua, dan ibu yang hanya bisa merasakan kenikmatan yang tak terbendung oleh kami berdua.
Bahasa Melayu | Português | עברית | Polski | Română | 汉语 | Русский | Français | Deutsch | Español | ह िन ्द ी | English | Türkçe | Svenska | Italiano | Bahasa Indonesia | Nederlands | Slovenščina | Slovenčina | Српски | Norsk | ภาษาไทย | 한국어 | 日本語 | Suomi | Dansk | Ελληνικά | Čeština | Magyar | Български | الع َر َب ِية.